Rabu, 23 Mei 2012

RENUNGAN




     ELIA DAN AHAB

 BACAAN         : I RAJA – RAJA 18  : 16 – 19

           NATS                : I RAJA – RAJA 18  : 17 – 18


Pada awal abad ke – 18 berkembang sebuah pemahaman teologia yang oleh ahli jaman sekarang dikenal theolegia kolonialis, paham theolegia ini berangapan bahwa para penjajah eropa adalah laskar Tuhan yang datang membawa damai sejahtera. Dengan paham ini penduduk pribumi yang tidak atau belum kristen bisa dikristenkan dengan cara apapun tanpa mempertimbangkan hak – hak mereka sebagai manusia.
Pada saat itu para pemuka agama difasilitasi oleh pemerintah kolonial untuk membentuk opini dimasyarakat bahwa bangsa eropa datang membawa pencerahan. Namun disaat yang sama mereka dengan serakah mengeruk hasil bumi untuk dibawa pulang kenegaranya. Misi pekabaran injil sudah disalahgunakan demi kepentingan politik para penjajah eropa
Mungkin ini juga yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Ahab dimana pemuka pemuka agama difasilitasi demi kepentingan raja ( I Raja – raja 21 : 8 – 10 ) ditambah lagi istri Raja Ahab adalah Izebel anak Raja Etbaal orang Sidon yang tidak mengenal Allah. Dengan kondisi ini pemerintah berjalan sangat timpang, seluruh tindakan raja yang sewenang – wenang terhadap rakyatnya  dilegalkan oleh para pemuka agama.
Allah tidak berkenan terhadap Raja Ahab sehingga mengutus nabi Elia untuk memperingatkanya. Allah memperingatkan melalui bencana kekeringan yang melanda Irael namun  peringatan Tuhan ini tidak membuat Raja Ahab bertobat dari dosanya dia malah beranggapan Elialah yang menyebabkan kekeringan itu sehingga Raja Ahab berencana untuk membunuhnya.
Pertemuan Nabi Elia dan Raja Ahab dalam perikop bacaan kita sangatlah dramatis, ini disebabkan nabi Elia yang dinyatakan musuh negara dan dikejar – kejar untuk dibunuh berani menampakan diri dihadapan orang yang mengejar –kejarnuya yaitu Raja Ahab. Nabi Elia yang tetap setia menyuarakan kebenaran firman Allah walaupun harus dicap sebagai pemberontak, dengan segala keberaniannya mengingatkan Raja Ahab bahwa pemerintah yang dipimpinnya telah mendukakan hati Allah, seperti ayat 18 “ Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan perintah – perintah Tuhan dan engkau ini telah mengikuti para Baal ”
Pernyataan nabi Elia ini membuat Raja Ahab murka dan pada perikop selanjutnya dikisahkan Raja Ahab memerintahkan para nabi baal bertarung secara spiritual dengan Nabi Elia. Dalam pertarungan  itu Nabi Elia dapat mengalahkan nabi baal  atas anugerah dan penyertaan Tuhan.
 Jaman sekarangpun dinegeri kita ini juga banyak pemimpin seperti raja Ahab, mereka seringkali menyelewengkan kakuasaannya untuk kepentingan pribadi tanpa mengingat kekuasaan itu bersumber dari Allah. Bahkan kesewenangan ini banyak didukung oleh aparat dan peraturan perundangan yang disahkan secara sepihak oleh para penguasa.
Bagaimana suara gereja dalam menyikapi hal ini ??
Seringkali gereja atau banyak orang kristen secara diplomatis mengatakan “ kami ini minoritas, apa yang dapat kami lakukan ??” atau “ jangan – jangan kalau kita bersuara mereka memusuhi kita “. Sepertinya kita harus bercermin dari kisah nabi Elia, untuk menyuarakan kehendak Tuhan Nabi Elia tidak pernah takut biarpun harus dianggap memberontak terhadap Raja bahkan dia berani berhadapan dengan 400 ratus nabi baal yang dipelihara oleh Izebel.
Kunci keberanian dan kemenangan Elia terletak pada sikap penyerahan diri dan iman yang teguh kepada Tuhan. Saat Elia diperintahkan untuk pergi ke sungai Kerit dia menurut, bahkan ketika Allah memerintahkan dia untuk menemui raja Ahab yang hendak membunuhnyapun Eliapun menurutinya. Maka kemuliaan Allahpun dinyatakan ketika Elia berhasil mengalahkan 400 ratus nabi baal secara dramatis. Kitab ini menuliskan kisah nabi Elia ini bukan untuk menunjukan bahwa nabi Elia itu sakti tetapi menunjukan bahwa jikalau kita selalu mengerti dan melakukan kehendak Allah maka Allah tidak akan meninggalkan kita.
Mari kita menyuarakan suara kenabian kita dengan bijaksana biarpun kita minoritas seperti satu orang Elia berhadapan dengan 400 ratus orang nabi baal.  Sebab dengan suara kenabian kita kuasa Allah akan dinyatakan atas dunia ini ( Amin )***

DANIEL KURNIADI  ( Majelis Jemaat GKJW Waru )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar