Malang Melintas


Judul diatas jika menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kalimat yang pas adalah melintas Malang, maksudnya melewati atau melintasi kota Malang tapi penulis hanya ingin menyepadankan dengan kata majemuk Malang melintang. Melintasi kota Malang sepertinya menjadi sesuatu yang rutin sehubungan tugas gereja yang diamanatkan bagi penulis. Dalam satu kesempatan kekota Malang ada keinginan untuk mengexplorasi wisata sepanjang rute yang dilewati. Sebelum berangkat Sabtu siang di otak sudah memikirkan kira – kira nanti berangkat atau pulangnya akan mampir kemana.
Memang kota Malang hampir seperti Jogya – nya Jawa Timur, disini bisa kita temukan banyak tempat – tempat wisata baik pendidikan, sejarah alam terbuka, pantai, makanan dan banyak alternative wisata lain. Saat ini yang banyak dikunjungi wisatawan adalah Jatim Park 1, Jatim Park 2 (Secret Zoo), Pantai Balai Kambang, Sengkaling, Selecta dan Batu Night Spectacular. Tapi ide penulis kali ini mencoba mengunjungi tempat – tenapt yang berkaitan dengan sejarah kota Malang atau Jawa Timur secara umum.
Berangkat jam 14.30 dari kediaman kami di Sukodono – Sidoarjo, perjalanan yang kami lalui cukup lancar. Kemancetan yang sering terjadi di Porong akibat Lumpur juga tidak terjadi siang itu. Mungkin Arus lalu lintas tidak macet karena dibangunnya jalan Arteri Porong sebagai alternative jalur utama ke Malang, selain itu kalender juga menunjuk pada tanggal 26 Mei ini berarti untuk kebanyakan orang adalah Tanggal Tua.
Dengan santai motor Jupiter mulai masuk kota Malang, jalan raya kota mulai padat dengan sepeda motor, pedagang kaki limapun mulai menata kedai mereka. Aku menunjukan pada istriku patung Ken Dedes yang terletak dipinggir jalan sebelum masuk terminal Arjosari, rupanya Pemerintah Kota Malang sengaja memilih Ken Dedes sebagai icon kota Malang. Sambil melepas kelelahan sehabis berkendara kami beristirahat dibawah patung Ken Dedes. Patung Ken Dedes yang berdiri megah merupakan bangunan Modern sebagai Gapura masuk kota Malang. Penulis dan istri menyempatkan melihat patung itu dari dekat dan mengambil Gambar untuk kenang – kenang dan pelengkap penulisan artikel ini.
Ken Dedes adalah wanita tercantik dimasanya yang selanjutnya akan melahirkan Raja – Raja Jawa. Ken Dedes istri seorang bupati bernama Tunggul Ametung, sebagai seorang permaisuri bupati dia sangat tersohor kecantikkanya. Kemudian dalam sejarah Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok bawahannya sendiri. Ken Arok yang asalnya seorang perampok memang punya kesaktian luar biasa apalagi dengan keris pusaka Empu Gandring, sehingga dia berhasilkan menyakinkan keluarga istana untuk menjadi prajurit kerajaan. Singkat cerita Ken Arok mengawini Ken Dedes dan mempunyai beberapa Anak salah satunya bernama Toh Jaya. Ken Arok berhasil memperluas kekuasaannya dan mendirikan kerajaan Singosari.
Puas beristirahat sambil menikmati keindahan patung Ken Dedes penulis melanjutkan perjalanan tugas ke Bale Wiyata kantor Majelis Agung Greja Kristen Jawi Wetan. Dan selama dua hari harus melakukan pembinaan terhadap pamong – pamong sekolah minggu se Jawa Timur.
Pembinaan Pamong Sekolah minggu berakhir hari minggu am 12.00 dilanjutkan dengan makan siang. Setelah berkemas seluruh peserta pulang kerumahnya masing – masing termasuk penulis. Perjalanan pulang sudah penulis rencanakan untuk mengunjungi peninggalan purbakala lainnya, target yang akan kami kunjungi adalah Candi Singosari. Lokasi candi berada di desa Candi Rejo – Kec. Singosari – Malang, dari jalan raya masuk ke arah barat kurang lebih sejauh 1 km. Tiba dilokasi candi ternyata cukup ramai, ada beberapa sepeda motor diparkir di depan pagar candi. Setelah mengisi buku tamu kami melihat sekeliling candi, konon candi ini adalah sebuah makam bagi raja terakhir Singosari bernama Kertanegara. Candi ini memiliki pintu masuk dari sebelah barat dengan ornament di atas pintu masuk sebuah kepala singa, Wah kalau melihat singa jadi ingat AREMA team kesayangan masyarakat Malang. Disamping kanan dan kiri tedapat bilik tanpa dihias ornament ini menimbulkan perkiraan para Arkeolog bahwa Candi Singosari ditinggalkan sebelum seluruh pembangunan selesai sehingga ada beberapa bagian candi yang terlihat belum selesai sempurna.
Candi ini pertama kali ditemukan oleh Mr Engelhard seorang Gubernur wilayah selatan Jawa Timur kemudian oleh pemerintah Belanda dilakukan pemugaran. Pemugaran candi baru selesai tahun 1937 ini tercatat di bagian Barat daya candi terpahat Restauratie O.D 1937 sayang beberapa arca candi diambil oleh pemerintah Belanda disimpan di Meseum Leiden.
Puas mengelilingi candi penulis mendokumentasikan dalam jepretan foto, hasil cukup lumayan walaupun agak over lighting karena pemotretan jam 14 saat matahari bersinar terik. Dengan senyum mengembang karena satu moment eksplorasi sejarah sudah dilakukan lagi semoga banyak teman yang juga tertarik dengan liputan ini.
***Daniel Kurniadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar