WASPADA MESKI TIDAK
BERBAHAYA
Kamis
28 Maret 2014 jam 11.00 aku mendapat telepon dari istriku yang menginformasikan
bahwa anakku Iho sakit, badannya demam. Aku sarankan ke istriku agar di kompres
dan diberi obat penurun panas. Sesaat kemudian SMS masuk ke HP ku, ternyata
dari istriku meminta agar aku cepat pulang karena kondisi anakku bertambah
parah. Dalam kepanikan aku berusaha tenang sambil terus memotivasi istriku agar
tetap tenang dan mengambil tindakan yang diperlukan kalau – kalau demamnya
makin tinggi.
Aku
ijin ke atasanaku untuk pulang lebih awal karena anakku dirumah dalam kondisi
sakit. Saat aku datang anakku masih bisa bercanda dengan aku, Bapaknya., dan
dia sempat heran khok bapaknya pulang lebih awal dari biasanya. Mendengar canda
anakku yang sebenarnya sedikit dipaksa.
aku terharu karena taku ahu bahwa dia
merasa kesakitan dengan suhu tubuh yang makin panas.
Dengan
keadaan yang mendekati kritis aku usulkan agar istriku memberikan obat penurun
panas buat anakku namun istriku menolak dengan alasan obat kimia tidak baik
bagi kesehatan. Sebentar kemudian istriku malah mengajakku membawa Iho ke
tukang pijat bayi, disana anakku di pijat - pijat perut dan dadanya, kemudian
diberi obat rempah - rempah yang harus diminumkan ke anaknya. Sang Dukun
mengatakan anakku Sawanen, kalimat itu sudah aku duga karena dalam pengobatan
tradisional jawa istilah sawan sering dipakai untuk menjelaskan penyakit anak.
Dan ini kedua kalinya anakku divonis sawanen.
Sampai
dirumah obat langsung tak minumkan,
kasihan sekali anakku selalu mengeluh badannya capek " Capek Pak, capek
Pak !!!" . Aku menyarankan kembali agar anakku diberi obat penurun panas,
belum selesai aku berucap istriku sudah berteriak panik karena anakku mengalami
kejang demam. Aku segeera menggendong ankku keluar untuk mencari bantuan
mengantarku ke Rumah Sakit. Untunglah ada tetangga laki - laki yang kebetulan ada dirumah, segera aku
meminta bantuan untuk memboncengku ke Rumah Sakit.
Sesampai
di Rumah Sakit anakku langsung aku masukkan IGD untuk mendapat pertolongan
pertama. Setelah diberikan obat penurun panas dan pernafasan oksigen, aku
disarankan agar anakku di opname di RS. Sebenarnya aku setuju tapi aku harus
kordianasi dulu dengan istriku. Sertelah istriku datang maka anakku segera masuk
ruangan untuk menjalani rawat inap.
Hari
pertama rawa inap panasnya belum turun biarpun sudah diberi obat penurun panas,
bahkan sempat kejang lagi. Aku sedikit kecewa dengan pihak RS karena menurutku
harusnya pihak RS pertanggung jawab penuh untuk kesehatan anakku khusunya
jangan sampai kejang lagi.
Hari
kedua mulai keluar bintik - bintik berair di sekitar dubur, hal ini kusampaikan
kepada Dokter anak yang menangani. Sayang sang dokter meresponnya dengan sinis
dan mengatakan anakku kurang menjaga kebersihan. Untuk itu sang dokter
meresepkan salep untuk kulit sekitar dubur.
Hari
ketiga mulai sekujur tubuh anak keluar bintik berair dan selalu mengeluh gatal
di telapak kakinya. Aku berbincang denga perwat yang bertugas saat itu. Karena
anakku durwat di kelas 1 ( kelas terbaik yang ditawarkan RS tersebut ) maka aku
bisa didengar keluhanku. Sang suster menduga anakku terkena virus Singgapore.
Namun dia menambahkan agar aku konsulatasi saja dengan dokter anak untuk lebih
jelasnya.
Malamnya
saat kunjungan dokter sang dokter menjelaskan diagnosanya dengan menyebut
Penyakit HFMD (Hand Foot Mooth Diseasse) Penyakit Tangan Kaki dan Mulut.
Setelah aku browsing di internet ternyata apa yang dijelaskan sang dokter dan
sang suster rumah sakit itu sama anakku
terserang virus Singgapore, virus ini dinamakan seperti itu karena pada tahun
2000 wabah penyakit ini menyerang singapura. Penyakit ini memang menyerang pada
anak - anak dan tingkat kesembuhannya 99,9% ini membuat aku lega, Bahkan
menurut tulisan itu penyakit ini akan sembuh sendiri seiring dengan membaiknya
kondisi pasien..Yang perlu dikwatirkn pada penyakit Virus Singapore ini ada
gejala demam yang disebabkan oleh penyakitnya. Karena pada kondisi tertentu
(seperti kasus anakku) anak bisa menjadi kejang.
Akhirnya
setelah setelah dirawat selam 5 hari anakku akhirnya sembuh, dari pengalaman
ini memberi pelajaran hidup bagiku merawat anak khususnya anak dibawah 5tahun
harus ektra waspada dan rajin berdoa agar anak kita selalu sehat dalam
lindungan Tuhan. Dan aku lebih percaya dengan virus Singapore daripada istilah
sawan yang dipakai oleh tukang pijat bayi di kampungku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar