Jumat, 25 April 2014

VIRUS SINGAPURE


WASPADA MESKI TIDAK BERBAHAYA

Kamis 28 Maret 2014 jam 11.00 aku mendapat telepon dari istriku yang menginformasikan bahwa anakku Iho sakit, badannya demam. Aku sarankan ke istriku agar di kompres dan diberi obat penurun panas. Sesaat kemudian SMS masuk ke HP ku, ternyata dari istriku meminta agar aku cepat pulang karena kondisi anakku bertambah parah. Dalam kepanikan aku berusaha tenang sambil terus memotivasi istriku agar tetap tenang dan mengambil tindakan yang diperlukan kalau – kalau demamnya makin tinggi.
Aku ijin ke atasanaku untuk pulang lebih awal karena anakku dirumah dalam kondisi sakit. Saat aku datang anakku masih bisa bercanda dengan aku, Bapaknya., dan dia sempat heran khok bapaknya pulang lebih awal dari biasanya. Mendengar canda anakku yang sebenarnya   sedikit dipaksa. aku  terharu karena taku ahu bahwa dia merasa kesakitan dengan suhu tubuh yang makin panas.
Dengan keadaan yang mendekati kritis aku usulkan agar istriku memberikan obat penurun panas buat anakku namun istriku menolak dengan alasan obat kimia tidak baik bagi kesehatan. Sebentar kemudian istriku malah mengajakku membawa Iho ke tukang pijat bayi, disana anakku di pijat - pijat perut dan dadanya, kemudian diberi obat rempah - rempah yang harus diminumkan ke anaknya. Sang Dukun mengatakan anakku Sawanen, kalimat itu sudah aku duga karena dalam pengobatan tradisional jawa istilah sawan sering dipakai untuk menjelaskan penyakit anak. Dan ini kedua kalinya anakku divonis sawanen.
Sampai dirumah obat langsung tak  minumkan, kasihan sekali anakku selalu mengeluh badannya capek " Capek Pak, capek Pak !!!" . Aku menyarankan kembali agar anakku diberi obat penurun panas, belum selesai aku berucap istriku sudah berteriak panik karena anakku mengalami kejang demam. Aku segeera menggendong ankku keluar untuk mencari bantuan mengantarku ke Rumah Sakit. Untunglah ada tetangga laki - laki  yang kebetulan ada dirumah, segera aku meminta bantuan untuk memboncengku ke Rumah Sakit.
Sesampai di Rumah Sakit anakku langsung aku masukkan IGD untuk mendapat pertolongan pertama. Setelah diberikan obat penurun panas dan pernafasan oksigen, aku disarankan agar anakku di opname di RS. Sebenarnya aku setuju tapi aku harus kordianasi dulu dengan istriku. Sertelah istriku datang maka anakku segera masuk ruangan untuk menjalani rawat inap.
Hari pertama rawa inap panasnya belum turun biarpun sudah diberi obat penurun panas, bahkan sempat kejang lagi. Aku sedikit kecewa dengan pihak RS karena menurutku harusnya pihak RS pertanggung jawab penuh untuk kesehatan anakku khusunya jangan sampai kejang lagi.
Hari kedua mulai keluar bintik - bintik berair di sekitar dubur, hal ini kusampaikan kepada Dokter anak yang menangani. Sayang sang dokter meresponnya dengan sinis dan mengatakan anakku kurang menjaga kebersihan. Untuk itu sang dokter meresepkan salep untuk kulit sekitar dubur.
Hari ketiga mulai sekujur tubuh anak keluar bintik berair dan selalu mengeluh gatal di telapak kakinya. Aku berbincang denga perwat yang bertugas saat itu. Karena anakku durwat di kelas 1 ( kelas terbaik yang ditawarkan RS tersebut ) maka aku bisa didengar keluhanku. Sang suster menduga anakku terkena virus Singgapore. Namun dia menambahkan agar aku konsulatasi saja dengan dokter anak untuk lebih jelasnya.
Malamnya saat kunjungan dokter sang dokter menjelaskan diagnosanya dengan menyebut Penyakit HFMD (Hand Foot Mooth Diseasse) Penyakit Tangan Kaki dan Mulut. Setelah aku browsing di internet ternyata apa yang dijelaskan sang dokter dan sang suster rumah sakit  itu sama anakku terserang virus Singgapore, virus ini dinamakan seperti itu karena pada tahun 2000 wabah penyakit ini menyerang singapura. Penyakit ini memang menyerang pada anak - anak dan tingkat kesembuhannya 99,9% ini membuat aku lega, Bahkan menurut tulisan itu penyakit ini akan sembuh sendiri seiring dengan membaiknya kondisi pasien..Yang perlu dikwatirkn pada penyakit Virus Singapore ini ada gejala demam yang disebabkan oleh penyakitnya. Karena pada kondisi tertentu (seperti kasus anakku) anak bisa menjadi kejang.
Akhirnya setelah setelah dirawat selam 5 hari anakku akhirnya sembuh, dari pengalaman ini memberi pelajaran hidup bagiku merawat anak khususnya anak dibawah 5tahun harus ektra waspada dan rajin berdoa agar anak kita selalu sehat dalam lindungan Tuhan. Dan aku lebih percaya dengan virus Singapore daripada istilah sawan yang dipakai oleh tukang pijat bayi di kampungku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar