MY LIFE MY STUDIO
Tak terasa sudah studio foto yang aku kelola sebagai side job sudah berjalan 2 tahun 8 bulan, rasanya cepat sekali waktu itu berjalan. Dan banyak pernik – pernik cerita yang mengiringi perjalanan mesin pencetak uang di keluarga kami ini, seperti drama studio ini juga bisa merangkai ceritanya.
Pagi awal bulan Desember 2009 jam 06.00 bosku sudah bangun kayaknya dia tidak ada jadwal kerja hari ini, yang aku dengar hari ini dia mengambil cuti khusus untuk peresmianku, wah senang sekali aku. Sejak seminggu terakhir aku sangat dipedulikan, mulai dibersihkan lantaiku ditata dengan dua etalase ukuran 2x0,5 meter, isinyapun dipenuhi dengan pigura,kertas foto, mesin cetak foto, cetak pin dan lain – lain yang mendukung peralatan fotografy. Dua orang karyawati cantik juga sudah ditraining komputer sejak seminggu ini. Wah senangnya berarti tiap hari ditunggui Mbak Mawar dan Mbak Melati bukan nama sebenarnya lho (kayak liputan kriminal aja).
Hari pertama buka sampai dengan jam 10.00 belum ada konsumen dan syukur ternyata yang mencoba cetak pertama kali temannya bos sendiri Pak Wahyu, dia cetak pass foto 3x3 untuk KTP. Kerjaan pertamaku itu sukses tanpa kendala yang berarti, tapi mbak Mawar belum berkarya sendiri masih ditangani bos. Malamnya ada lagi orang cetak 18 lembar foto dari HP moment syukuran kelahiran bayi. Waduh rasanya deg- deg an juga karena fotonya HP cenderung kurang tajam dan warnanya datar. Akhirnya dicetak juga padahal colour balancenya printer masih belum tahu mana yang paling bagus sesuai selera publik. Bos ku khan orangnya agak idealis maunya foto itu apa adanya padahal selera kebayakan orang senang dengan foto yang penuh rekayasa yang menarik,... dasar si bos.
Benar juga klaim costumer pertama kami terima katanya foto terlalu gelap, siasatnya bos, seluruh foto diganti gratis dan balancing printer diset Brighnest posisi max dan Contras juga diposisi max kayaknya settingan ini yang cocok untuk printer EPSON Photostyluss R1390 dengan tinta merk bla...bla... Untuk cetak Black and White sebaiknya balancing dibuat Monochrome contras dibiarkan di posisi midlle dan brighnest tetap diposisi maksimal.
Ya.... satu kasus pembelajaran sudah cukup meningkatan kemampuan satu strip lebih tinggi. Satu minggu pertama lulus dengan sukses untuk standart studio baru. Kemudian kembali tantangan berikutnya adalah ukuran cetak foto misalnya : 12R, 10R, 5R, 4R, 3R, 4x6, 3x4, 3x3, 2x3 dan ukuran ukuran lain yang kurang lazim di dunia fotography seperti ukuran dompet. Wah heran khan, tapi Mbak Mawar sangat telaten mencoba – coba ukuran sampai ketemu yang pas, sementara rahasia yang ini gak diungkap dulu sebab rahasia perusahaan.
Sebulan berjalan mulai ada pesanan Pin dan gantungan kunci, ini juga perlu trial printing lagi. Apalagi pin itu ada yang diameter 48mm dan 52mm waduh kembali mikir lagi. Setelah ketemu setting ukuran yang mendekati ideal next challenge adalah proses pengepresan. Mbak Mawar sering gagal dalam proses ini sehingga banyak kepingan kempyeng yang terbuang, kasihan deh ..sih boss. Untungnya si Bos itu sabar jadi mbak mawar gak pernah dimarahi.
Satu tahun berjalan ada job besar untuk pembuatan Id Card Ormas Perburuhan, job kontraknya mulai pemotretan editing foto,database dan printing dengan bahan PVC. Gak tahu ide darimana khok si Bos bisa-bisanya dapat kenalan orang politik atau karena hobby petualangan dibidang human resourches. Pembuatan Id Card itu sejumlah 800 Pcs, pemotretan dilakukan selama tiga hari pagi 3 jam sore 3 jam. Editing data, proscesing dan printing memakan waktu satu bulan. Wah ini benar – benar kerja keras untuk studio kecuil sekelas aku. Evaluasi yang bisa disampaikan, dengan event itu merupakan trial kami untuk berhadapan dengan Massa banyak dan berelasi dengan sebuah perusahaan besar. Sedangkan kesulitan terletak pada editing data karena harus mengsinkronkan antara data dan foto orang perorang tanpa terjadi kesalahan. Dari 800 Pcs yang harus mereproduksi ulang sekitar 3 % jadi pencapaian prestasi yang sangat bagus untuk kami, tepuk tangan salut untuk mbak mawar yang telah mengerjakan dengan njimet.
Kerja berikutnya adalah event pribadinya Blackbos, dia melaksanakan perkawinannya awal bulan maret dan syukuran kelurga sebulan kemudian. Persiapan ini dilakukan Blackbos sendiri, mulai dari cetak souvenir, cetak undangan, pre-wedding, sampai dengan pemotretan perkawinannya, sedang urusan lain selain itu diserahkan pada panitia yang sudah dibentuk.
Start dari semua event ini adalah pemotertan Pre-Wedding untuk itu bos, survey dilakukan bosku yang senang dengan thema klasik maka target pertama adalah Candi Pari – didesa Candi Pari – Kecamatan Porong – Sidoarjo. Si Bos sangat antusia sekali sayang calon istrinya waktu itu masih malu – malu kalau foto outdoor, akhirnya rencana itu batal dan pemotretan dilakukan dirumah dengan membuat studio mini di teras lantai dua kamarnya bos.
Kejadian yang lucu juga terjadi saat tunangan masak juragan foto, pas tunangan malah gak ada yang motret karena tukang fotonya pemalu kalau harus tampil didepan publik.(wah..wah.. semoga lucu ).
Setelah foto pre-wedding selesai maka souvenirpu dibuat sebanyak 800 Pcs, diselesaikan dalam satu bulan tanpa mengganggu kegiatan reguler studio. Undanganpun dibikin sendiri dengan bahan kertas kalkir, kertas glossy 120gr, kertas Jasmin dan kardus. Hasinya cukup menarik hanya kertas jasmine membuat head printer menjadi rusak, untung kerusakan terjadi setelah mega proyek ini selesai.
Mendung kembali menyelimutiku saat aku sudah berganti penjaga, karena mbak Mawar dan mbak Melati penjagaku sudah beralih profesi masuk di industri produksi. Penjaga baru itu bernama Mbak Anggrek dan Bunda Matahari. Mbak Anggrek memang tergolong masih muda baru 18 tahun sehingga budaya kerjanyapun masih teledor dan kurang disiplin..
Suatu hari ada costumer yang minta bapaknya difoto, tapi dia minta tolong pemotretan dilakukan dirumah karena bapaknya sudah renta. Tanpa rasa curiga Mbak Anggrek berangkat dibonceng orang tersebut dengan membawa kamera digitak Kodak Z650. Sampai dijalan diajak mampir beli obat di apotek diseberang perempatan, kemudian dengan sopan costumer meminta kamera dititipkan sebentar sebab akan diajak beli kue untuk bapaknya. Setelah kamera ditinggal berangkatlah mereka membeli kue sampai dijalan dengan alasan kunci ketinggalan mbak Anggrek ditinggal dipinggir jalan, dan raiblah kamera Kodak Z650 kamera semiprofesional pertama yang dimiliki si Bos.huf...huf...
Sekarang semua cerita itu merupakan memori manis yang masih bisa diceritakan lebih panjang lagi, namun sayangnya sibos sudah datang jadi harus mulai mencetak dan merangkai warna lagi. Semoga warna – warni dunia fotography yang ku alami bisa menginpirasi semua pembaca untuk memperindah kehidupan disekitar kita.
***DANIEL KURNIADI