Senin, 12 Mei 2014

BELAJAR BERIMAN


PERTOBATAN MASSAL
BACAAN       : YUNUS 3 : 1 - 10

INTRO
* Jika dalam sebuah komunitas ada 1 orang waras hidup diantara 1000 orang gila, siapakah yang dianggap gila ?? Dan siapakah yang dianggap waras ???

Disebuah desa yang damai tiba - tiba dilanda pageblug “”hilang ingatan”, orang yang dulu hidup tenang mendadak menjadi gelisah, yang dulunya bersahabat berubah bermusuhan. Yang dulu rendah hati berubah menjadi sombOng yang jujur menjadi pendusta.
Hal aneh itu awalnya sangat mengejutkan penduduk desa sampai merekapun takut keluar rumah. Akhirnya sang kepala desa memanggil para tetua adat yang masih waras untuk berunding. Perundingan tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa harus ada seseorang yang berangkat mencari obat untuk pageblug hilang ingatan. Konon obat itu hanya ada digunung Kamulyan, obat itu berupa daun pohon kehidupan.
Tetua adat dan kepala desa memilih seorang pemuda bernama Iman, seorang yang cakap, kuat dan paling berani dibandingkan pemuda desa lainnya untuk berangkat ke Gunung Kamulyan.
Singkat cerita Sang pemuda berhasil mendapatkan obat itu, bukan hanya daunnya tetapi dia berhasil memperoleh tunas pohon kehidupan. Tetapi sayangnya untuk mengobati seluruh penduduk desa, Iman membutuhkan ribuan daun dari pohon kehidupan. Dan itu hanya bisa diambil andai tunas pohon itu sudah menjadi besar. Sang pemuda itu kecewa saat menyadari bahwa perjuangannya belum selesai, karena apa yang sudah dilakukannya untuk mendapatkan obat dari Gunung Kamulyan sia – sia saja andai penduduk desa dan keluarganya belum bisa disembuhkan.
Saat dia masuk di tapal batas desa dia sudah disambut dengan pandangan sinis oleh penduduk desa. Ternyata seluruh penduduk desa sudah terserang penyakit hilang ingatan, termasuk juga keluarganya. Dia bingung, dalam hati dia berharap akan disambut laksana pahlawan yang membawa harapan kesembuhan bagi pendududk desa., kenyataannya dia dipandang aneh oleh teman - temannya
Akhirya Iman membangun pondok jauh dipinggiran desa, sebagai tempat dia untuk menyemai tunas pohon kehidupan. Itu dia lakukan derngan tujuan mulia agar seluruh penduduk desanya bisa sembuh.
Ternyata terapi herbal dari daun pohon kehidupan itu bukan hanya dilakukan sekali, namun harus dilakukan dengan  rutin memakan daun tersebut. Akhirnya untuk menjaga kewarasannya Iman selalu makan daun itu.
Hari demi hari, minggu demi minggu bulan pun berganti bulan pohon kehidupan bertumbuh pelan sekali, setiap kali muncul tunas baru tunas yang lama sudah hamper habis dimakan Iman sendiri demi menjaga kewarasannya. Demikianlah pohon itupun tidak pernah cukup untuk mengobati penduduk desa.
Karena kejenuhan untuk menjadi orang aneh di desanya sendiri akhirnya Iman memutuskan untuk tidak memakan daun pohon kehidupan yang membuatnya semakin hari semakin hilang ingatannya dan menjadi sama dengan orang – orang didesanya.

KEMBALI KE BACAAN
Yunus adalah nabi yang mendapat tugas sama seperti Iman dalam cerita diatas, yaitu menyampaikan perintah Allah untuk bertobat kepada penduduk Ninewe ( dihuni suku bangsa Asyur musuh Israel). Tapi kerena ketakutan Yunus melarikan diri, sampai akhirnya dimakan ikan dan dimuntahkan lagi.
Perikom bacaan kita lebih menekankan pada sikap orang Ninewe saat merespon perintah Allah. Mereka segera bertobat menyesali diri dan berdoa, demikian juga para pemimpin nya. Sehingga Penyesalan mereka atas segala kesalahan yang dilakukan secara bersama- sama itu didengar oleh Allah.
Pertobatan massal demikian penulis mengistilahkannya, jadi sebuah kegiatan untuk kebaikan yang dilakukan secara bersama – sama dilandasi kesadaran diri untuk mengubah keadaan agar menjadi lebih baik.
Renungan ini sebenarnya merupakna respon saya terhadap tema pertobatan yang beberapa waktu sebelum paskah menjadi tema utama renungan  ibadah  di GKJW.
Sebuah kebaikan jika dilakukan sendiri itu baik bahkan sangat baik bagi diri sendiri maupun lingkunagn hanya efek yang ditimbulkan relative kecil dibandingkan jika  itu dilakukan secara bersama – sama.
Pertobatan kita juga demikian, andaikan seluruh masyarakat itu sepakat bahwa tindak korupsi itu jahat, maka secara otomatis budaya korupsi akan terkikis dengan sendirinya. Masalahnya semua orang menganggap korupsi, kolusi, nepotisme itu wajar. Seperti seorang yang menerima Tip dari apa yang sudah dilakukannya. Sehingga mengkikis budaya itu sangat susah.
Coba kita renungakan, beberapa kegiatan yang dilakukan bersama – sama untuk kebaikan bersama. Adakah yang berjalan mulus tanpa protes ??. Tapi coba kalau ada rencana mengadakan pasar malam dengan mengundangnArtis ibukota yang seksi – seksi, atau yang menjadi trendsetter, biarpun menghabiskan dana puluhan atau ratusan juta pasti yang protes hanya sedikit orang atau mungkin yang protes dianggap orang aneh atau sok alim.
Secara organisasi penulis respec dengan berita di TV bahwa DPP NU sedang merumuskan sebuah fatwa harap terhadap korupsi, dan meyebut koruptor itu Kafir
Pernah juga ormas tersebut menyerukan menunda bayar pajak sampai ada penjelasan resmi pemerintah terhadap korupsi di direktorat pajak ( kasus Gayus ).

Bagaimana dengan gereja ?? Beranikah gereja sebagai pemimpin umat untuk memaklumkan pertobatakan massal bagi jemaatnya ?? (penulis khok belum pernah mendengar gerakan tersebut)

PESAN.
Ada Sebuah Tulisan yang pernah saya baca diGunung Buthak (dekat Gunung Kawi dan G. Vanderman - Blitar) “ Kesalahan terbesar pendaki adalah TAKUT, dan dosa terbesar Pendaki adalah PUTUS ASA”

Bapak ibu sekalian, beriman itu adalah sebuah perjuangan, perjuangan itu butuh strategi, butuh keihklasan,butuh kerjasama. Dan taruhannya terberatnya adanya nyawa kita sendiri. Tapi buah perjuang iman itu adalah mahkota kehidupan kekal,
Jika perjuangan itu berat akankah kita takut??,
Jika perjuangan itu berat apakah kita putus asa??

Jawaban ada dikita masing – masing namun Yesus sebagai Panglima kita tidak pernah sekalipun memerintahkan kita mundur, dan janji yang Dia berikan adalah Kasih dan penyertaan yang tidak akan pernah putus selama – lamanya. Dan Allah telah menjanjikan mahkota kehidupan bagi umatnya yang setia.

" Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi dia." (Yakubus 1:12)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar