Bung
Karno dalam pidato terkenalnya "Jas Merah" mengingatkan kepada kita
agar jangan pernah melupakan sejarah. Pesan ini juga disampaikan untuk
Indonesia sebagai sebuah bangsa, karena dari sejarah inilah pijakan untuk
perencanaan pembangunan ke depan dengan sebuah pondasi pembangunan yang benar -
benar kokoh.
Kehidupan
berkeluargaku rasanya juga terinspirasi dengan pidato Bung Karno tersebut,
inspirasi ini didapat ketika merenungkan peristiwa sakit yang diderita anakku.
Berawal sharing dengan pengurus RT perihal konsumsi susu anakku. Aku
menceritakan bahwa seminggu yang lalu anakku terserang penyakit Flu Singapura,
aku dengan semangat menceritakan saat anakku sakit. Saat kelurgaku menjagai
dengan hati penuh kecemasan. Sepertinya cerita itu mengalir layaknya sinetron
durasi pendek.
Dan
tersampaikan pula tentang kejang demam
yang sering dialami anakku, paling tidak sampai usia 3 tahun 4 bulan anakku
sudah mengalami 4x kejang demam. Kalau mau lebih rinci kejang demam ini terjadi
sejak usia 2 tahun, jadi dalam kurun waktu
16 bulan sudah mengalami 4 x kejang demam.
Kemudian
tetangga itu dengan santai mengomentari " Ya begitu Pak, kalau anak minum
susu botol, daya tahan fisiknya tidak sekuat anak yang diberi ASI ". Aku
terkejut sekali dengan komentar itu, selama ini aku selalu menghubungkan sakit
penyakit ini dengan kegiatan yang kami lalui bersama, juga jajanan yang
dikonsumsi anakku, juga kualitas obat yang diberikan dokter spesialis pada
anakku. Namun sebagai bapaknya aku tidak pernah terfikir bahwa ada sejarah yang
memang melatar belakangi sakit penyakit yang dia alami.
Memang
dulu waktu Alvin masih bayi sempat
mengkonsumsi ASI walau hanya sebentar mungkin tidak sampai 1 tahun, lalu
dilanjutkan dengan susu kemasan. Saat itu profesi mamanya menuntut dia untuk
bekerja dari pagi sampai malam, paling sore mamanya pulang jam 20.00. Rutinitas
mamanya pulang jam 21.00 bahkan sampai jam 23.00. Emang sih pendapatannya
menjanjikan namun ternyata ada imbas yang harus didapatkan.
Rutinitas
mamanya ini membuat Alvin hanya mengkonsumsi ASI saat pagi hari sebelum mamanya
berangkat dan saat malam hari saat mamanya pulang, makanan tambahan sebagai
asupan nutrisi ditunjang oleh susu kemasan. Dugaan logisku (analisa awam) ASI
mamanya yang diterima malam hari kualitasnya juga tidak sebaik jika diberikan
rutin tiap jam, karena kondisi fisik mamanya yang sudah kelelahan sehabis
bekerja berpotensi menurunkan kwalitas
ASI. Selanjutnya dengan kebiasaan bemberikan ASI dengan tidak rutin membuat ASI
itu keluar tidak lancar, yang menyebabkan proses peralihan nutrisi alami dengan
nutrisi olahan harus dipercepat. Akhirnya mulai saat itu sampai sekarang Alvin
mengkonsumsi susu dalam kemasan.
Secara
Fisik Alvin terlihat sangat sehat dan aktif, bahkan dia terlihat lebih aktif
dari teman - temannya juga pertumbuhan lebih baik. Namun dibalik kecerdasan dan
pertumbuhan yang baik dia juga gampang kelelahan, menderita beberapa jenis
alergi makanan dan sering mengalami kejang demam.
Ternyata
Tuhan itu sudah memproses kehidupan alam ini proposional,... Sangat .... Sangat
proposional. Bayangkan anak manusia dia harus mendapat nutrisi dari air susu
ibunya supaya mempunyai ketahanan fisik, kekebalan dan pertumbuhan yang sesuai
untuk manusia. Sedangakan jaman sekarang Manusia harus dipaksakan untuk minum
susu sapi karena ibunya sibuk dengan urusan duniawinya.
Ya,
itulah realita .... Dan semoga realita yang seperti itu semakin cepat disadari
oleh manusia bahwa hidup didunia ini memang harus bijaksana. Landasan keputusan
harus benar matang supaya dikemudian hari tidak ada penyesalan untuk sebuah
tindakan masa lalu.
"Jangan
pernah melupakan sejarah" itulah pesan sederhana namun memiliki arti yang
sangat dalam. Belajar dari sejarah ini semoga anak keduaku bisa kujaga dengan
baik dan semoga juga istriku bisa mengatur waktunya untuk memberikan ASI yang
sehat untuk bayinya. (Amin)