HOBBY
MENEJEMEN PETUALANGAN
Saat ini semakin banyak orang yang mulai menyenangi olah raga petualangan dialam bebas, tidak peduli usia tua maupun muda . Dan sasarannya adalah lingkungan disekitar mereka yang bisa dimanfaatkan untuk hobby tersebut .
Sekilas memang selalu menarik jikalau orang membayangkan sebuah kegiatan dialam bebas yang dipenuhi keindahan, pesona, tantangan sekaligus ujian mental bagi mereka yang baru menekuninya. Tapi dibalik semua pesona dan keindahan itu ternyata tersimpan sebuah resiko yang tidak bisa dianggap remeh bagi mereka yang menekuninya.
Untuk itu bagi mereka yang menukuni olah raga ini harus mempunyai kesiapan fisik dan mental. Sebab tak jarang para petualang pemula akan mengalami kecelakaan atau bahkan hilang dalam melakukan ekspedisinya. Karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum orang melakukan petualangan :
Yang paling penting diperhatikan adalah perencanaan perjalanan ( Menejemen Perjalanan ) , hal ini meliputi dimana kita akan melakukan petualangan, bagaimana kondisi medan yang akan ditempuh, berapa hari kita akan melakukan perjalanan, dan apa saja yang akan kita lakukan.
Saat kita akan mengawali perjalanan kita harus paham kemana kita pergi, ke gunung, pantai, susur gua atau arung jeram. Ketika sudah kita tentukan misalnya kita akan melakukan pendakian Gunung maka kita akan mencari data selengkap mungkin tentang bagaimana vegetasi alamnya, dimana sumber airnya, derajat kemiringan, kondisi gas beracunnya dan sebanyak mungkin hal lain yang harus kita ketahui.
Sebagai contoh kita akan mengulas sedikit tentang pendakian ke Gunung Semeru dengan ketinggian 3676 diatas permukaan laut, yang merupakan puncak tertinggi dipulau jawa, dengan kondisi alam yang sangat beragam mulai dari hutan tanaman perdu dan akar - akaran, padang rumput (savana) dan terakhir medan berpasir dengan kemiring 40 – 50 derajat. Kemudian masalah sumber air, air bisa didapat dari pos Ranu Kumbolo yang berupa danau ditengah hutan juga di kali mati terdapat sumber biarpun letak agak jauh.
Jika melihat kondisi medan yang akan kita lalui ada berapa perlengkapan yang harus disiapkan. Pertama perlengkapan standar meliputi karier, tenda, peta kompas, alas tidur, baju hangat, dan kebutuhan logistik berupa makanan dan minuman cepat saji. Selain perlengkapan standar ada perlengkapan khusus menyesuaikan kondisi medan. pertama tempat minum minimal masing – masing orang butuh 4 liter air, mengingat sumber air sangat terbatas. Kedua pelindung kaki, pelindung kaki disini bukan cuma sepatu tapi melindungi kaki dan sepatu sampai setinggi lutut alat ini sering disebut Getter . Getter ini melindungi pendaki dari masuknya kotoran kedalam kaki dan sepatunya, khususnya saat melalui padang rumput dan medan berpasir.
Setelah perlengkapan sudah disiapkan kita akan membahas rencana transportasi. Ada dua alternatif transportasi menuju ke desa terakhir dikaki Semeru, pertama kita bisa lewat kota Malang dan alternatif kedua kita bisa melakukannya lewat kota Lumajang. Misalnya kita akan memilih lewat Malang karena jalur transportasi ini lebih umum dilalui. Jika kita lewat Malang kita terlebih dahulu menuju kecamatan Tumpang (arah timur kota Malang) ini bisa ditumpuh dengan mikrolet dari Malang. Selanjutnya perjalanan diteruskan dengan menggunakan jeep rangger yang memang disediakan untuk para pendaki yang akan menuju ke Ranupane (desa terakhir dikaki gunung). Dari desa inilah perjalanan akan kita mulai.
Kemudian masalah logistik, ini sangat berhubungan dengan lamanya rencana perjalannan. Misalnya kita merencanakan perjalanan ke Semeru selama tiga hari maka makanan dan minuman harus disiapkan supaya tiga hari itu kita tidak kelaparan. Dari pengalaman penulis logistik sebaiknya kita siapkan N + 2, dimana N adalah rencana lamanya perjalanan ditambah 2 hari. Perencanaan ini dimaksudkan jika ada molornya waktu rencana maka kita masih bisa bertahan hidup. Molornya waktu rencana biasanya disebabkan oleh kondisi cuaca, tersesat di hutan, atau ada teman yang sakit sehingga perjalanan jadi lambat.
Setelah semua persiapan telah dilakukan maka kita akan membahas petualangannya. Di etape pertama kita akan melewati hutan tanaman perdu dengan kimiringan kurang lebih 20 derajat disertai akar – akaran disepanjang jalan yang kita lalui. Untuk etape pertama ini yang harus kita perhatikan adalah usahakan karier tidak terlalu tinggi karena kadang kita harus merangakak untuk melewati akar – akaran. Dietape ini sebaiknya kita juga menyiapakan golok karena tanaman perdu atau akar – akaran bisa menghalangi jalan yang kita lewati. Tapi untuk saat musim pendakian biasanya jalur sudah dibersihkan dan diberi tanda oleh perhutani setempat. Perjalanan ini memakan waktu 3 – 4 jam. Etape pertama akan diakhiri sampai pos Ranu Kumbolo, sebuah pos ditepi telaga yang sangat jernih airnya, disini kita akan mengisi air untuk perjalanan selanjutnya.
Etape kedua kita akan melewati padang rumput ( savana ) selama 3 – 4 jam. Pada rute ini perjalanan akan terasa ringan dengan pemandangan rumput yang menghijau, mungkin kita juga akan menjumpai kijang, kancil atau fauna padang rumput lainnya. Disini konsumsi air harus dihemat mengingat sengatan matahari yang langsung menerpa tubuh membuat penguapan tubuh kita semakin besar. Biasanya pendaki utamanya dari pendaki pemula akan sangat kehausan di medan ini.
Etape ketiga adalah etape terakhir yang harus kita lewati atau etape puncak. Dietape puncak kita akan menjumpai dua macam medan yang berbeda. Pertama kita akan melewati tanjakan terjal dengan kemiringan 50 – 60 derajat, mulai dari sungai lahar (Kali Mati) sampai pelawangan puncak ( Arcopodo ). Di rute ini energi akan sangat terkuras, sebaiknya perlengkapan dibawa seperlunya saja sebagian ditingal di Pos Kali Mati. Tapi kebanyakan pendaki lebih suka membawa perlengkapannya sampai Pos Arcopodo. Dari pos Arcopodo kita akan berjalan melalui tebing pasir dengan kemiringan 40 – 50 derajat menuju ke puncak Mahameru.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pendakian ke puncak Mahameru. Sebaiknya pendakian dilakukan pada pagi hari mengingat pada saat siang sampai sore cuaca sering berubah secara mendadak dan ini sangat berbahaya bagi pendaki. Kemudian gunung semeru adalah gunung yang masih aktif dan kadang masih mengeluarkan gas beracun jadi usahakan jangan berkemah terlalu dekat dengan puncak dan selalu cek kondisi oksigen disekitar kita dengan menyalakan lilin atau korek api.
********
Melalui paparan ini penulis berharap bahwa hobby petualangan tidak hanya dilakukan dengan modal keberanian dan nyali besar saja tapi didukung dengan penguasaan medan dan perencanaan yang matang. Dengan berbagi pengalaman dan lamanya jam terbang akan sangat membantu kita dalam merencanakan sebuah petualangan.
Selanjutnya menghayati sebuah kebersaman dengan alam harus dilakukan tanpa merugikan alam itu sendiri, dan semua itu akan membawa kita kepada penghayatan akan kebesaran Allah sang khalik dunia ini. ****
DANIEL KURNIADI (PETUALANG RIMBA).
Angota pecinta alam Reksa Giri Wana – Sidoarjo.
Alamat : jl. Manggis 10 Sruni – Gedangan – Sidoarjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar